Dalam Bahasa Jawa, ada sebuah tembang yang dinamakan Tembang Macapat. Macapat sendiri diartikan sebagai maca cepat atau membaca cepat. Selain itu, macapat juga terdapat guru gatra, guru wilangan dan guru lagu. Maka tak heran jika banyak yang pertanyaan mengenai guru gatra tegese apa.
Tembang Macapat dalam Bahasa Indonesia dikenal juga dengan puisi yang bisa dibaca cepat karena tidak terlalu panjang. Bagi yang penasaran mengenai pertanyaan diatas, bisa simak di bawah ini.
Soal
Sajroning Tembang Macapat, ana guru gatra, guru wilangan lan guru lagu. Guru gatra tegese apa?
Jawaban
Guru gatra ing sajroning Tembang Macapat kuwi tegese cacahe larik saben pada. Yen diartekake, Basa Indonesiane yaiku “banyaknya baris pada setiap bait” sing ana ing sajroning tembang Macapat kuwi.
Penjelasan
Dalam Bahasa Jawa, ada sebuah tembang yang dinamakan Tembang Macapat. Tembang ini dalam Bahasa Indonesia mungkin bisa disetarakan dengan karya sastra puisi. Sama halnya dengan puisi, Tembang Macapat juga memiliki aturan penulisan seperti berikut ini:
1. Guru Gatra
Seperti puisi yang mempunyai baris di tiap bait, tembang macapat juga memilikinya. Dalam tembang macapat, ada yang dinamakan dengan guru gatra. Guru gatra tegese cacahe larik saben pada. Dalam Bahasa Indonesia artinya jumlah baris dalam setiap bait.
Tembang macapat terdiri dari bait-bait. Setiap bait disusun dari larik-larik atau baris. Tidak jauh berbeda dengan puisi bukan? Jadi, guru gatra bisa dilihat dengan menghitung baris yang ada dalam bait tembang macapat tersebut.
2. Guru Wilangan
Kedua, ada guru wilangan yang ada dalam tembang macapat. Guru wilangan tegese cacahe wanda saben larik. Jika diartikan ke Bahasa Indonesia, pengertiannya adalah jumlah suku kata pada setiap baris dalam tembang macapat tersebut.
Jika gatra dihitung untuk setiap bait dari tembang macapat, guru wilangan dihitung pada setiap barisnya. Guru wilangan tentu akan berpengaruh pada nilai sastra sebuah tembang macapat.
3. Guru Lagu
Yang terakhir dan tidak boleh dilewatkan adalah guru lagu. Guru lagu tegese wuni ing pungkasane saben gatra tembang macapat. Artinya, guru lagu adalah bunyi yang ada di akhir setiap larik atau baris tembang macapat.
Jika disetarakan dengan puisi, guru lagu artinya hampir sama dengan sajak. Guru lagu juga disebut dengan dong ding e swara. Keselarasan bunyi di akhir gatra membuat tembang macapat terdengar lebih indah.
Contoh
Untuk mengetahui gambaran lebih jelasnya, pembahasan guru gatra dalam tembang macapat akan disertai dengan contoh. Berikut ini adalah analisis guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu dari sebuah tembang macapat pucung:
Ngelmu iku kalakone kanthi laku
Gatra 1; wilangan 12; lagu ‘u’
Lekase lawan kas
Gatra 2; wilangan 6; lagu ‘a’
Tegese kas nyantosani
Gatra 3; wilangan 8; lagu ‘i’
Setya budya pangekesing dur angkara
Gatra 4; wilangan 12; lagu ‘a’
Tembang macapat pucung iku ana 4 gatra. Gatra siji ana 12 wilangan, gatra loro ana 6 wilangan, gatra telu ana 8 wilangan, lan gatra papat ana 12 wilangan. Tembang macapat pucung iku guru lagune u a i a.
Sekian pembahasan tentang guru gatra dalam Bahasa Jawa. Dalam Tembang Macapat yang diketahui sebagai puisi dalam bahasa jawa ada guru gatra. Guru gatra tegese jumlah baris dalam setiap bait dalam Tembang Macapat.