Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk? Merupakan salah satu pertanyaan yang ada pada mata pelajaran biologi di tingkat SMA.
Tidak hanya hewan, pada tumbuhan pun dalam kaitannya dengan proses perkembangbiakan memiliki cara serta hal lainnya tersendiri. Termasuk pada jamur/fungi ini. Bukan hanya ada klasifikasi jenisnya, tetapi juga metode perkembangbiakan tertentu.
Jamur dengan sifatnya yang heterotof, banyak dijumpai pada kehidupan manusia yang hidup serta saling berdampingan dengan alam. Tidak jarang pula, perlu informasi terkait jamur tersebut, terutama pada murid yang menemui soal seperti berikut:
Soal
Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk …
A. Konidium
B. Sporangium
C. Gemma
D. Sorus
E. Hifa
Jawaban
A. Konidium
Penjelasan
Pada umumnya, hampir kebanyakan fungi atau jamur yang berkembang biak dengan cara vegetatif (aseksual), akan membentuk konidium (konidia).
Meskipun demikian, ada salah satu divisi jamur yang berkembang biak dengan cara vegetatifnya (aseksual) dengan membentuk sporangiofor, yakni dari divisi Zigomycota.
Sekilas Tentang Fungi atau Jamur
Pada dasarnya, jamur memang dapat berkembang biak secara generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual). Selain itu, ada yang hidup berkoloni dan tidak, uniseluler dan multiseluler, serta terdapat beberapa divisi jamur. Pembahasan lebih lanjutnya seperti berikut ini:
1. Zigomycota
Secara vegetatif (aseksual), proses perkembangbiakan jamur dari divisi Zigomycota berawal ketika spora lepas, lalu mengalami germinasi dan menumbuhkan hifa hingga menjadi kumpulan hifa atau miselium. Kemudian, membentuk tangkai spora (sporangiofor).
Pada ujung sporangium akan berisikan bakal sporangiospora yang nantinya akan mengalami pembelahan mitosis. Pada akhirnya, spora dewasa akan melepas kembali dan membentuk kehidupan baru. Beberapa contoh dari divisi jamur ini adalah jamur tempe (Rhisopus Oryzae).
Selain itu, ada jamur roti (Rhizopus Oligosporus). Adapun beberapa ciri jamur Zigomycota, yakni: hifanya yang tidak bersekat (asepta) serta disebut juga hifa senositik (banyak inti).
2. Ascomycota
Berikutnya, perkembangbiakkan dengan cara vegetatif (aseksual) dari Ascomycota. Jamur dari divisi ini, akan mengalami pertumbuhan tunas, intinya akan membelah dan bisa lepas membentuk tubuh baru. Salah satu jenis jamur uniselulernya (bersel tunggal) ialah Sacharomyces Cereviseae.
Jamur multiselulernya ialah Aspergillus Wentii. Proses perkembangbiakkannya berawal dari konidia yang jatuh di substrat, mengalami germinasi dan tumbuh menjadi hifa serta berkembang menjadi mycelium. Kemudian tumbuh konidiofor dengan membentuk konidia yang nantinya akan melepaskan diri.
Jenis jamur ini biasanya tersusun dari hifa yang bersekat (septa), ada yang bersel tunggal dan tidak (seperti yang telah diulas sebelumnya).
3. Basidiomycota
Sementara itu, untuk perkembangbiakkan aseksual Basidiomycota hampir sama prosesnya dengan Ascomycota. Namun, divisi jamur ini juga bisa berkembang biak dengan cara Fragmentasi. Saat hifa atau mycelium tersebut terpotong (mengalami fragmentasi) akan memunculkan bagian-bagian baru.
Jenis jamur ini biasanya ditemui pada jamur kayu. Siklus kehidupannya pun tergolong mudah dan dapat berlangsung terus-menerus.
Dengan beberapa penjelasan serta informasi yang ada terkait dengan soal jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk, diharapkan dapat memudahkan pemahaman murid maupun pembaca lainnya yang membutuhkan ulasan singkat tersebut.