Karya sastra merupakan sebuah karya yang cantik dan indah, karya sastra dapat dibuat dalam bentuk tulisan dan lisan. Karya sastra memiliki berbagai jenisnya, salah satu dari jenis karya sastra yaitu hikayat.
Adapun fungsi dari sebuah karya sastra yaitu memberikan hiburan, keindahan , serta memberikan pengetahuan kepada para penikmat karya sastra baik itu berupa tulisan maupun lisan. Dalam artikel sebelumnya saya pernah membahas tentang salah astu jenis karya satra klasik.
Pada artiekl ini sayapun akan membahas salah satu jenis karay sastra klasik yaitu tentang pengertian dari hikayat serta contoh dari hikayat. Artikel ini terbagi menjadi tiga bagian, yang pertama kita akan membahas tentang pengertian dari hikayat, ciri-ciri dari hikayat serta contoh dari hikayat.
Langsung saja kita masuk dalam pokok pembahasan pertama yaitu mengenai tentang pengertian hikayat.
Hikayat adalah salah satu jenis sastra klasik yang menceritakan tentang kekuatan, kesaktian, dan mukjizat secara lengkap dan detail. Hikayat biasanya berupa dongek, sejarah, kisah dan pada umumnya hikayat ini menceritakan tentang kepahlawanan seseorang yang dilengkapi dengan keanehan serta mukjizat seseorang.
Hikayat merupakan sebuah prosa narasi yang memiliki unsur, adapun unsur-unsur dari hikayat yaitu :
- Unsur yang pertama yaitu alur, alur terbentuk oleh adanya hubungan sebab akibat.
- Unsur yang kedua yaitu adanya tema, tema merupakan ide dasar dalam sebuah cerita.
- Unsur yang selanjutnya yaitu terdapat penokohan, penokahan yaitu cara melukiskan dan mengembangkan sebuah karakter dari tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita tersebut.
- Unsur yang keempat yaitu dalam hikayat terdapat sudut pandang pengarang dalam sebuah cerita.
- Dan unsur yang lima yaitu terdapat latar, latar merupakan keadaan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita tersebut.
- Sedangkan unsur yang terakhir amanat. Dalam hikayat terdapat sebauh amanat yang berupa pesan moral atau pesan didaktis yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
Secara umum hikayat memiliki beberapa ciri-ciri, adapun ciri-ciri dari hikayat yaitu :
- Pada sebuah karya hikayat penulisnya tidak dikenalkan atau bersifat anonim.
- Hikayat biasanya meneceritakan tokoh yang berhubungan dengan kehidupan kerajaan, sering disebut dengan istana sentris.
- hikayat tidak banyak mengalami perubahan sehingga hikayat bersifat statis.
- Hikayat biasanya bersifat milik bersama atau masyrakat sehingga hikayat dapat dikatakan memiliki sifat yang komunal.
- Di dalam hikayat menggunakan bahasa yang sering diulang-ulang atau dengan istilah bahasanya hikayat menggunakan bahasa yang klise.
- Hikayat memiliki sifat yang tradisional yaitu meneruskan kebiasaan yang dianggap benar.
- Hikayat bersifat mendidik karena di dalam hikayat terdapat didikan moral dan religi.
- Hikayat menceritakan tentang peperangan atau perselisihan yang terjadi antara yang baik dan yang buruk. Biasanya perselisihan itu akan dimenangkan oleh pihak yang baik.
- Dalam hikayat biasanya pengarang membawa pembaca memasuki dunia khayal imajinasi yang serba indah, dan hal ini tanpa disadari oleh para penikmat hikayat.
Nah, dua pokok pembahasan sudah kita bahas bukan? Sekarang kita memasuki pokok pembahasan yang ketiga yaitu kita akan membahas tentang sebuah contoh dari hikayat.
Di suatu desa terpencil hiduplah seorang pemuda yang memiliki sifat yang baik, ramah dan berbudi pekerti yang baik, Malim Demam namanya, Malim Demam hidup dengan ibunya di desa terpencil. Setiap harinya Malim Demam menghabiskan waktunya untuk membantu ibunya di sawah milik ibunya.
Dekat dengan sawah milik ibunya terdapat sebuah rumah yang dihuni oleh serang janda yang bernama Mande Rabiah. Malim dan Mande Rabiah sangat akrab sampai-sampai Mande Rabiah sudah menganggap Malim sebagai anaknya sendiri.
Suatu malam, ketika Malim sedang menjaga tanaman padi di sawahnya, tiba-tiba malim merasakan kehausan dan pergilah malim kerumah Mande Rabiah untuk meminta minum. Namun, setibanya di rumah Mande Rabiah , Malim mendengar suara beberapa wanita, suara itu berasal dari kali yang letaknya dibelakang rumah Mande Rabiah.
Malim pun melihat ke arah kali tersebut, ternyata terdapat tujuh bidadari yang cantik sedang mandi, dan Malim pun terpesona melihat kecantikan ketuh bidadari. Malim pun melihat tujuh selendang yang tergeletak dekat dengan sungai tempat ketujuh bidadri itu mandi, seketika Malim pun memiliki pikiran bahwa selendang itu adalah selendang ketujuh bidadari itu untuk terbang ke kahyangan. Tanpa pikir panjang Malim pun menyembunyikan salah satu selendang dari ketujuh bidadari itu.
Setelah ketujuh bidadari itu selesai mandi dan haripun akan segera pagi, maka ketujuh bidadari itu harus kembali ke kayangan, saat semua sedang siap-siap tiba-tiba si bungsu kehilanga selendang untuk terbang.
Karena sebentar lagi matahari terbit keenam bidadri itupun meninggalkan sibungsu terbang ke kayangan. Si bungsu merasa sedih ketika ditinggalkan para kakak, Malim Demam pun segera mendatagi sibungsu untuk menghiburnya. Malim pun menempatkan si bungsu di rumah Mande Rabiah dan Malim pun sering berkunjung. Tanpa disadari malim dan si bungsu saling jatuh cinta dan mereka melangsungkan pernikahan.
Setelah menjalani hidup sebagai suami istri Malim dan si bungsu memiliki seorang keturunan yang bernama Sutan Duono. Sebelum Sutan Douno lahir putri bungsu sangat merasakan bahagi hidup dengan Malim, namun semua terbalik ketika Sutan Douno lahir, Malim menjadi seseorang yang memiliki peringai yang buruk, memiliki hobby berjudi bahkan jarang pulang karena asik dengan berjudi.
Putri bungsu pun bersedih bahkan rindu untuk pulang ke kahyangan. Semakin hari keinginan utuk pulang ke kahyangan pun semakin besar, hingga suatu hari putri bungsu menemukan selendang miliknya di rumah ibu Malim.
Dengan pura-pura untuk menjemur selendang itu, putri bungsu menemui pegawai Malim yang bernama Bujang Karim untuk menyampaikan pesan kepada Malim bahwa puti bungsu “aku akan kembali ke Kahyangan dengan membawa Sutan Duano”.
Bujang Karim pun segera menemui malim di area berjudi dan menyampaikan pesan putri bungsu. Malim pin tergesa-gesa untuk kembali kerumah menemui anak dan istrinya, namun semua itu terlambat putri bungsu sudah kembali ke kahyangan dengan membawa anak semata wayangnya.
Malim pun menyesal, namun penyesalan hanyalah penyesalan. Karen asifat buruknya malim harus kehilangan orang yang disayanginya.
Jadi, hikayat yaitu satu jenis sastra klasik yang menceritakan tentang kekuatan, kesaktian, dan mukjizat secara lengkap dan detail .Demikianlah pembahasan tentang hikayat, semoga pembahasan ini daapt berguna untuk kita semua. Terimakasih.