Rukun agawe santosa crah agawe bubrah tegese, adalah salah satu peribahasa jawa yang memiliki makna mendalam. Jadi tak hanya Indonesia saja yang mempunyai peribahasa, namun Jawa juga memilikinya. Namun apa sih sebenarnya maknanya?
Contoh Soal:
Rukun agawe santosa crah agawe bubrah tegese …
- Rukun kadhang-kadhang kuat
- Rukun ndadekake kuat, cecongkrahan marakake bubrah
- Ora gampang gegeran
- Rukun bisa kuat nanging bisa marakake bubrah
- Semua jawaban benar
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah B, Rukun andadekake Kuat, cecongkrahan marakake Bubrah.
Pembahasaan:
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, Rukun membuat kuat sentosa, bertengkar membuat rusak. Di bawah ini pun akan diuraikan mengenai beberapa pilihan jawaban tadi. Agar tak makin penasaran, ini adalah ulasannya:
1. Penjelasan Pilihan Jawaban
Jawaban A, yakni rukun kadang-kadang kuat, adalah jawaban yang kurang tepat. Karena jelas, di atas tadi adalah sebuah peribahasa yang lengkap, dan pada pilihan ini tidak nyambung sama sekali. Jadi jawaban yang tepat bukan A.
Kemudian untuk jawaban B adalah Rukun ndadekake kuat, cecongkrahan marakake bubrah. Ini adalah jawaban yang tepat untuk pertanyaan tadi. Bahwa dengan bersama atau rukun akan membuat kuat. Sedang jika bertengkar akan membuat bubrah.
Lalu C, adalah ora gampang gegeran, tentu tidak sama dengan pernyataan dari peribahasa dalam soal tadi. Karena jawaban tersebut lebih tepat untuk pernyataan lain. Jadi Jawabannya ini tidak nyambung.
Lalu C, Rukun bisa kuat nanging bisa marakake bubrah, ini adalah jawaban yang melenceng dari pernyataan. Karena jika diartikan maka bersatu akan membuat kuat namun juga bisa menjadikan bercerai-berai. Tentu berbeda dari peribahasa tadi.
D Semua jawaban benar, adalah pilihan yang sangat salah. Hal ini karena per jawaban sudah dijelaskan maksudnya di tas tadi. Pun jawaban yang paling benar adalah B.
2. Apa Itu Peribahasa
Dari tadi sudah disebutkan kata pribahasa, namun mungkin ada yang masih sedikit bingung. Dalam bahasa Jawa sendiri, peribahasa disebut dengan paribasan. Tentunya dengan makna yang sama.
Paribasan dapat diartikan sebagai unen-unen kang ajeg panggonane, mawa teges entar lan ora ngemu Surasa pepindhan. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, makna peribahasa adalah berupa kata-kata yang memiliki makna kiasan. Namun tidak memiliki makna pengandaian.
Jadi, paribasan ini menggunakan kata yang tegas dan lugas. Di dalamnya tidak menggunakan kalimat yang bersifat perumpamaan atau pengandaian. Sehingga sangat berbeda dari makna atau tegese yang dipertanyakan.
Layaknya seperti peribahasa Indonesia, setiap kalimat memiliki kata yang pasti. Namun makna dari peribahasa tersebut bukan merupakan hasil dari perumpamaan. Biasanya dalam peribahasa memiliki makna yang lugas.
Demikian adalah pembahasan soal Rukun agawe santosa crah agawe bubrah tegese, yang bisa dijadikan referensi. Sudah disebutkan juga mengenai makna dari peribahasa tersebut. Juga tentang pengertian dari paribasan.